Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Masjid Nabawi, Keutamaan dan Adab Menziarahinya

Masjid Nabawi merupakan masjid paling utama kedua setelah Masjidil Haram di Makkah. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia.

Sepeninggalan Rasulullah Saw. masjid yang terletak di tengah-tengah kota Madinah Al-Munawwarah ini telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, sehingga saat ini bisa menampung 1 juta-an jamaah.

Sejarah Masjid Nabawi

Menurut catan sejarah, Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang di bangun langsung oleh Rasulullah Saw. di kota suci Madinah Al-Munawwarah setelah Masjid Quba.

Masjid Nabawi dibangun diatas tanah yang di beli oleh Rasulullah Saw. dari dua anak yatim bernama Suhail dan Suhal bin Nafi'. Sebelumnya, tanah ini terdapat pekuburan orang-orang musyrik, lalu kemudian atas perintah Rasulullah makam tersebut digali untuk dilakukan pemindahan.

Untuk pertama kalinya Masjid Nabawi di bangun pada tahun 1 Hijriah (622 Masehi) dengan luas 70 x 60 hasta. Dan dilakukan perluasan area masjid menjadi 100 x 100 hasta setelah perang Khaibar dilakukan pada tahun 7 Hijriah (628 Masehi).

Pada masa itu pembangunan Masjid Nabawi sangat sederhana, Rasulullah Saw. dan para sahabat memanfaatkan batang kurma untuk dijadikan sebagai tiang penyangga serta pelepah dan daun-daun kurma dijadikan atapnya.

Bagian Paling Bersejarah di Masjid Nabawi

Sebelum berkunjung ke Masjid Nabawi ada baiknya jika calon jamaah mengetahui bagia-bagian penting yang ada di dalamnya. Kerana bagian-bagian ini terdapat nilai historisnya sehingga sangat sayang jika dilewatkan. adapun bagian-bagian yang dimaksud, yakni:
  • Raudhah
  • Mimbar Nabi
  • Mihrab Nabi
  • Makam Nabi

Keutamaan Masjid Nabawi

Keutamaan Masjid Nabawi dinyatakan Nabi Muhammad SAW sebagaimana diterima dari Jabir RA yakni sebagai berikut:

"Satu kali shalat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali shalat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya."

Tak hanya itu, Rasulullah SAW pun pernah bersabda,

"Barangsiapa melakukan shalat di masjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan." (Riwayat Ahmad dan Thabrani).


Berdasarkan hadis-hadis tersebut Kota Madinah dan terutama Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi umat Muslim yang datang dari berbagai belahan dunia.

Adab Berziarah ke Masjid Nabawi

Pertama, masuklah Masjid Nabawi dengan tenang dan sopan, memakai wewangian, mengenakan pakaian terbaik, mendahulukan kaki kanan, dan membaca do’a.

Kedua, mengerjakan shalat sunnah tahiyyatul masjid dan bila memungkinkan shalat sunnah ini dilakukan di Raudhah.

Ketiga, menuju makan Rasulullah untuk mengucapkan salam kepada nya, kemudian juga mengucapkan salam kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Umar bin Khattab.

Keempat, tidak melakukan perbuatan terlarang seperti mengusap-ngusap dinding makam Rasulullah Saw. hingga memohon kepadanya agar dimudahkan dari segala kesulitan dan tercapainya segala harapan, karena hal ini merupakan kesyirikan.

Kerena sesungguhnya telah disebutkan dalam firman Allah bawasanya Rasulullah tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak dapat menolak mudharat kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah.

Jadi, Rasulullah adalah manusia yang membutuhkan Allah. Beliau tidak akan bisa berbuat sesuatu tanpa izin Allah. Beliau adalah yang dipelihara oleh Allah dan diberi beban sebagaimana beban yang diberikan kepada manusia lainnya.

Hanya saja beliau mempunyai kelebihan karena anugerah yang diberikan Allah SWT. kepadanya, yang tidak diberikan kepada orang lain sesudahnya. Penasaran dengan keindahan Masjid Nabawi ini? Yuk, niatkan untuk segera daftar umroh atapun haji.